Senin, 21 Maret 2011

Perubahan Iklim Kurangi Tangkapan Nelayan Aceh

Sat, Feb 5th 2011, 11:41

perubahan iklim berdampak besar terhadap hasil tangkapan ikan nelayan di Aceh. Dalam setahun terakhir, penghasilan rata-rata nelayan dilaporkan berkurang hampir separuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Panglima Laot Aceh T Bustamam mengatakan, nasib sekitar 58.000 warga di Aceh yang menggantungkan hidupnya pada sektor laut kini tidak menentu. Penghasilan sebagai nelayan pun turun drastis. “Kita tidak tahu sampai kapan kondisi ini berlangsung. Apalagi BMG (Badan Metereologi dan Geofisika) saat ini sangat sering memperkirakan buruknya cuaca. Penghasilan sebagian besar nelayan kita pun turun sampai 50 persen,” kata T Bustamam kepada Serambi di Banda Aceh, Jumat (4/2).

Ditambahkan Bustamam, nelayan yang melaut saja turun drastis penghasilan, apalagi yang tidak pergi ke laut. Cuaca yang ekstrem sangat berisiko boat terbalik atau terdampar. Penjelasan lebih rinci disampaikan Sekretaris Umum Panglima Laot Aceh Umar bin Abd Aziz. Kata Umar, ada beberapa penyebab kecenderungan jumlah ikan terus menurun di perairan Aceh. Pertama, katanya, meningkatnya suhu permukaan laut yang berakibat ikan beremigrasi (ruana) ke kawasan yang lebih dingin. Kedua, perusakan terumbu karang karena penggunaan pukat trawl. Ketiga, tersebarnya bahan kimia oleh berbagai kapal yang banyak mematikan biota laut. “Faktor-faktor ini mengurangi potensi ikan di kawasan tersebut,” kata Umar kepada Serambi, Jumat (4/2).

Ditambahkan Umar, kalau dulu satu mil saja sudah mendapatkan banyak ikan. Saat ini dua-tiga hari berlayar belum mendapatkan hasil yang signifikan. “Tidak aneh kalau kebanyakan mereka terjerat dengan utang,” jelasnya. Dijelaskan, solusi saat ini adalah ketersediaan teknologi yang memungkinkan beradaptasi dengan kondisi alam yang semakin tidak ramah. “Harus ada keseimbangan antara perkembangan teknologi dengan perubahan kondisi alam,” katanya. Maksudnya, jelas pria ini, nelayan-nelayan di Aceh harus menguasai teknologi yang bisa beradaptasi dengan perubahan alam sekaligus teknologi tersebut tidak boleh tertinggal dengan nelayan dari negara tetangga. “Kalau tidak, kondisi nelayan akan terpuruk terus,” katanya. Selain itu, tambah Umar, semua pihak juga harus peduli dengan kondisi lingkungan yang saat ini sedang berubah ekstrem. (sak)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar