Selasa, 07 Juni 2011

Sungai Strategis di Aceh Perlu Dipantau

Wed, Apr 6th 2011, 09:33

SABANG - Sejumlah sungai strategis di Aceh perlu diawasi dari pencemaran lingkungan, baik yang disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga, limbah penambangan emas, pertanian maupun akibat adanya sedimentasi (endapan) dari hulu sungai. Pengawasan dibutuhkan agar kondisi lingkungan tak membahayakan kesehatan masyarakat.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh, Ir Husaini Syamaun MM, kepada Serambi di Sabang, Selasa (5/4) saat menyampaikan kesimpulan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) “Pengelolaan Kualitas Air Sungai” yang berlangsung sejak 3-5 April di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh. Setelah melaksanakan Rakernis, para peserta yang merupakan para kepala Bapedalda dari seluruh Indonesia melakukan city tour ke Sabang. Di sana mereka mengamati kondisi lingkungan sejumah objek wisata seperti kilometer nol, Pulau Rubiah, Iboih, Danau Aneuk Laut, taman laut, dan hutan tropis Sabang. Setelah itu, rombongan bersilaturahmi dengan Muspida Sabang.

Dikatakan, dari hasil Rakernis dirumuskan sejumlah kesepakatan, antara lain, perlunya pemantauan sungai-sungai strategis di seluruh Indonesia. Pemantauan harus dilaksanakan secara periodik yakni lima kali dalam setahun atau lebih. Hal ini bertujuan agar sungai-sungai di seluruh Indonesia termasuk yang ada di Aceh tetap terjaga dari pencemaran. Selain itu, perlu adanya penambahan objek sungai yang dipantau serta menambah titik-titik pantau dan peningkatan frekuensi pengawasan.

“Guna mewujudkan hal ini, dibutuhkan kerja sama dari masyarakat Aceh dan pemerintah kabupaten/kota, dengan cara mengalokasikan dana bagi pengawasan atau pemantauan sungai di Aceh. Harus diketahui bersama, sungai sangat penting untuk kehidupan. Jika tercemar, kemampuan sungai menetralisir air akan berkurang sehingga mengganggu sanitasi, terjadinya pencemaran air dan udara, serta terganggunya biota air,” katanya.

Sungai Tamiang tercemar
Dari hasil Rakernis juga terungkap bahwa secara keseluruhan kondisi sungai strategis di Aceh relatif bagus atau masih di bawah baku mutu dan belum berbahaya. Namun salah satu objek sungai yang dipantau di Aceh yakni Sungai Tamang ternyata telah tercemar oleh limbah industri dan limbah organik yang berasal dari bahan kimia pertanian seperti insektisida dan pestisida. Setelah dicek selama dua tahun, kata Husaini, ternyata Sungai Tamiang juga mengalami sendimentasi akibat material yang berasal dari hulu sungai seperti Sungai Tenggulun, Sungai di kawasan Pulua Tiga, dan Perlak.

Ditambahkan, selain Krueng Tamiang, pihak Bapedal Aceh menduga ada beberapa sungai yang kemungkinan berpotensi tercemar akibat penambangan emas secara tradisional sepreri Krueng Sabe dan Sungai Teunom Aceh Jaya, dan Krueng Mereubo di Aceh Barat. “Sungai tersebut dikhawatirkan tercemar merkuri dari limbah penambagan emas. Sejumlah sungai tersebut diagendakan akan menjadi objek tambahan pemantauan sungai pada awal tahun 2012,” pungkas Husaini. (gun)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar