Rabu, 15 Desember 2010

Proyek Multi Year tak Tuntas : Ratusan Miliar APBA tak Bermanfaat

* Akan Ditender Ulang dengan Sistem Kerja Reguler
Mon, Dec 13th 2010, 10:36

BANDA ACEH - Ratusan miliar rupiah dana APBA 2008-2010 yang dialokasikan untuk proyek jalan multi year tak bermanfaat bagi masyarakat karena dari 23 paket proyek tersebut, delapan paket di antaranya hampir bisa dipastikan tak selesai hingga akhir tahun ini.

Menurut informasi, untuk periode 2008-2010 ada 23 paket proyek multi year yang dikontrakkan kepada 23 kontraktor, namun yang diperkirakan selesai 100 persen hingga akhir 2010 hanya 15 paket. “Itu artinya ada delapan paket yang tak rampung sehingga belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan dana ratusan miliar rupiah untuk membelanjai proyek tersebut menjadi sia-sia,” ujar Ketua Komisi D DPRA Bidang Infrastruktur Aceh, Ir Jufri Hasanuddin kepada Serambi, Minggu (12/12).

Menurut Jufri, untuk pekerjaan lanjutan harus dicari kontraktor yang bonafid atau yang memiliki modal kuat guna menyelesaikan sisa pekerjaan delapan paket proyek jalan multi year yang tak selesai itu. “Waktu tiga tahun yang diberikan kepada kontraktor ternyata tidak bisa menyelesaikan borongannya tepat waktu dengan baik,” kata Jufri.

Proyek jalan multi year sebanyak delapan paket yang hampir bisa dipastikan tak selesai hingga akhir tahun ini yaitu jalan Simpang Krueng Geukuh-batas Bener Meriah dengan nilai kontrak setelah revisi Rp 25,495 miliar, sedangkan realisasi fisiknya per 8 Desember 2010 sekitar 42,50 persen. Kemudian jalan tembus Peureulak-Peunaron-Lokop Rp 23,532 miliar, realisasi fisik baru 65 persen, jalan Lhok Kruet-Pante Purba, Aceh Jaya Rp 27,658 miliar, realisasi fisiknya baru 55,70 persen, jalan Babahrot, Abdya-Blangkejeren, Gayo Lues Rp 18,1 miliar, realisasi fisiknya baru 42,37 persen.

Berikutnya, pembangunan jalan Bireuen-Takengon seksi II Rp 33,6 miliar, realisasi fisiknya baru 44,27 persen, ruas yang sama seksi III Rp 24,692 miliar, realisasi fisiknya baru 42,04 persen, jalan Kebayakan-Batas Aceh Utara Rp 26,891 miliar, realisasi fisiknya baru 71,85 persen, jalan Simpang Tritit-Pondok Baru, Bener Meriah Rp 26,5 miliar, realisasi fisiknya baru 72,64 persen.

Komisi D DPRA sangat menyesalkan kontraktor pelaksana yang tak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu pada semua kontraktor sudah menarik uang muka kerja (UMK) sebesar 20 persen. Tahun depan, kata Jufri, tak ada lagi program lanjutan proyek multi year. Sisa paket proyek multi year akan dilanjutkan dengan cara pelaksanaan tahunan atau reguler dan ditender kembali secara terbuka.

Jufri menjelaskan, kelanjutan proyek multi year harus dimasukkan dalam RAPBA 2011 supaya volume badan jalan yang telah dikerjakan tidak berkurang akibat hujan dan lainnya. Karena badan jalan yang telah dibangun namun tidak diaspal, material yang ada di atasnya bisa tergerus air, sehingga untuk melanjutkannya harus menyediakan anggaran dari nol lagi.

Ada kendala
Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Aceh, Ir Muhyan Yunan yang dimintai tanggapannya terhadap pemangkasan anggaran sejumlah paket proyek jalan multi year karena kontraktornya tidak mampu menyelesaikan pekerjaan, juga menyatakan kekecewaan.

Menurut Muhyan didampingi Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dinas BMCK Aceh, Ir Fajri MT, kendala awal paket proyek jalan multi year itu yaitu dana pembebasan tanah yang alokasi pada tahun pertama tidak cukup sehingga ditambah pada tahun kedua dan ketiga oleh Pemerintah Aceh.

Namun, setelah dana pembebasan tanah disediakan dalam APBA 2009 dan 2010, pembebasan tanah masyarakat oleh Tim Sembilan di kabupaten/kota, tetap saja lamban, akibatnya jadwal kerja pembangunan jalan multi year juga menjadi sangat lamban.

Muhyan juga mengungkapkan, ada juga lokasi yang tak perlu pembebasan tanah, tetapi pekerjaannya juga lamban. Ini dikarenakan kontraktornya tidak punya modal yang kuat atau mereka takut tidak dibayar karena pagu anggaran untuk pembayaran proyek multi year di APBA murni 2010 sangat rendah. “Ketakutan kontraktor bisa kita pahami, tapi karena pemerintah sudah menandatangani kontrak proyeknya, pemerintah tetap akan membayar sesuai pekerjaan,” kata Muhyan.

Muhyan mencontohkan, kalau nilai kontraknya Rp 20 miliar dan pada akhir masa kerja volume kerjanya sesuai kontrak, pemerintah pasti membayarnya. Misalnya untuk pekerjaan jalan Bireuen-Takengon seksi I dengan nilai kontrak Rp 45,1 miliar. Kontraktornya terus bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak dan pemerintah menambah volume kerja dan anggarannya Rp 4,5 miliar, sehingga total anggaran setelah revisi menjadi Rp 49,6 miliar.

Hal yang sama juga terjadi pada paket proyek jalan multi year T Nyak Makam-Politeknik Banda Aceh. Nilai kontrak awalnya Rp 25,9 miliar, sekarang menjadi Rp 28,5 miliar atau bertambah Rp 2,5 miliar.

Berdasarkan hasil evaluasi BMCK, ada tujuh paket proyek jalan multi year yang total anggarannya ditambah menjadi Rp 23 miliar, dan tujuh paket proyek lagi yang anggarannya harus dipangkas mencapai Rp 72 miliar. Alasan karena kontraktor tak mampu menyelesikan borongannya sampai akhir tahun nanti sesuai nilai kontrak.

“Dinas BMCK Aceh harus memangkas anggarannya dan pembayaran proyek yang telah dikerjakan disesuaikan dengan kondisi ril yang telah dicapai di lapangan. Sedangkan sisa pekerjaan proyek jalan multi year yang belum tuntas tetap dilanjutkan dan tidak lagi dengan sistem kerja multi year melainkan reguler atau tahunan,” ujar Muhyan Yunan.(her)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar