Rabu, 06 April 2011

Wali Kota Minta Jalan Subulussalam-Agara Tembus

* Amdal Sudah Dilakukan
Mon, Feb 21st 2011, 10:09

BANDA ACEH - Wali Kota Subulusaalam, Merah Sakti SH mewakili masyarakatnya mengaku sangat mengharapkan perhatian serius dari pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh untuk segera merealisir pembangunan ruas jalan tembus Gelombang-Meras Tulan sepanjang 50 kilometer. Ruas jalan ini kelak akan menghubungkan Kota Subulussalam dengan Aceh Tenggara (Agara).

Dengan dibangunnya jalan tersebut, kata Merah Sakti, bakal memperpendek jarak tempuh, sekaligus membuka isolasi bagi masyarakat Agara untuk memiliki akses langsung via darat ke daerah lainnya di Aceh.

Kepada Serambi di Banda Aceh, Minggu (20/2) kemarin, Wali Kota Merah Sakti mengatakan, pembangunan jalan tembus Gelombang (Subulussalam) dengan Meras Tulan (Agara) sangat diharapkan masyarakat kedua daerah ini untuk segera direalisasi pembangunnya oleh pemerintah.

Masyarakat Agara yang berada di Daratan Tinggi Alas itu, katanya, terkesan sangat terisolir dari daerah Aceh lainnya. Buktinya, kalau masyarakat Agara hendak bepergian ke Subulussalam dan Aceh Singkil harus melewati tiga kabupaten lainnya di Sumatera Utara, yaitu Tanah Karo, Dairi, dan Phak-Phak Barat, dengan lama perjalanan mencapai sepuluh jam lebih. Jarak tempuhnya hampir 350 kilometer. Belum lagi kondisi jalan di daerah perbatasan antara Agara dengan Sumut dan Subulussaalam-Sumut yang cukup parah kerusakannya. Malah kalau terjadi longsoran jalan di daerah dekat perbatasan yang masuk wilayah Sumut, kata Merah Sakti, dipastikan penanganannya cukup lama baru selesai. “Kejadian ini hampir setiap tahun kami alami,” katanya.

Keadaan inilah yang selama ini membuat masyarakat Agara terasa terasing dengan daerah Aceh lainnya. Untuk memperdekat hubungan masyarakat Agara dengan Aceh, harus segera bangun jalan tembus Gelombang-Meras Tulan yang jaraknya hanya 50 kilometer.

Untuk membangun jalan tersebut, kata Merah Sakti, tidak mampu dibiayai dengan APBA atau APBK. Oleh karenanya, harus menggunakan dana APBN. “Kami masyarakat Subulussalam dan Agara akan siap bersama-sama Pemerintah Aceh melakukan lobi ke pemerintah pusat agar jalan ini dibangun,” ujar Merah Sakti.

Amdal tahun 2009
Menurutnya, untuk pembangunan jalan ini, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal)-nya sudah dilakukan pembahasan tahun 2009 denga melibatkan Dinas BMCK Aceh, Bapedalda, Pemko Subulussalam, Pemkab Aceh Tenggara, dan sejumlah pihak lainnya. “Secara umum, tidak ada tjadi persoalan,” katanya.

Di samping itu, Merah Sakti juga meminta Pemerintah Aceh segera membangun kembali jalan Trumon-Krueng Luas-Rundeng yang menghubungkan Subulussalam-Aceh Selatan. Sebab, jalan itu sudah ada sejak zaman Belanda, bahkan Gubernur Aceh Prof Ali Hasjmy saat mengunjungi Subulussalam tahun 60-an melalui jalan tersebut. “Kalau jalan ini dibangun juga, maka akan membuka isolasi masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut. Mereka saat ini sangat terisolir dan hidup prihatinkan. Kami minta Pak Gubernur dapat melanjutkan program pembangunan jalan tersebut,” pinta Merah Sakti. (sup)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar