Jumat, 27 Mei 2011

Penilaian Pimpinan DPRA : Jalan Jantho-Lamno Harus Dilanjutkan

Fri, Apr 1st 2011, 09:02

BANDA ACEH - Pimpinan DPRA menilai, proyek jalan tembus Keumala (Pidie), Jantho (Aceh Besar) - Lamno (Aceh Jaya) yang telah dirintis oleh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) bersama BRR NAD-Nias, harus dilanjutkan.

“Tahun depan (2012), Bappeda dan Dinas BMCK Aceh perlu kembali mengalokasikan anggaran untuk melanjutkan proyek jalan tembus itu,” kata Ketua DPRA, Drs H Hasbi Abdullah didampingi dua wakilnya, H Amir Helmi SH dan Drs Sulaiman Abda, usai meninjau lokasi kedua proyek jalan tembus tersebut, di Jantho, Aceh Besar, Kamis (31/3).

Setelah melakukan peninjuan ke dua ruas jalan tembus tersebut, ketiga Pimpinan DPRA itu mengatakan, proyek jalan tembus Keumala - Jantho - Lamno adalah jalan tembus strategis yang bernilai ekonomis untuk saat ini dan masa mendatang. Antara lain, ia bisa berfungsi untuk pengembangan wilayah dan penciptaan daerah pertumbuhan ekonomi baru.

Untuk jangka pendek, kata Hasbi Abdullah, ruas jalan tembus Jantho -Lamno itu, bisa menjadi ruas jalan alternatif pengiriman kebutuhan pokok dan suplai bahan bakar ke wilayah Aceh Jaya, Meulaboh, Nagan Raya, Abdya dan Tapaktuan seandainya pada ruas jalan pinggir pantaiLamno - Lhoknga putus, akibat tanah longsor, atau badan jalannya amblas ke dasar laut.

Dikatakan, untuk membuat badan jalan yang baru pada rute Lamno- Banda Aceh, terutama di kawasan Gunung Kulu, Geurute dan Paru, bukan pekerjaan yang gampang melainkan sangat sulit dan berat. “Kita harus mengebomnya lebih dulu, baru batu gunungnya bisa dikeruk dengan alat berat untuk buat badan jalan yang baru,” katanya.

Wakil Ketua I H Amir Helmi dan Wakil Ketua II DPRA Drs H Sulaiman Abda sependapat dengan Ketua DPRA. Pimpinan DPRA itu mengatakan, pada tahun ini alokasi anggaran untuk proyek jalan tembus itu tidak dialokasikan, karena Pemerintah Aceh juga sedang kekurangan dana untuk membiayai program prioritas eksekutif dan legislatif. Antara lain untuk melanjutkan program JKA, BKPG, dan bantuan pendidikan bagi anak yatim piatu dan korban konflik, serta bea siswa. Untuk program prioritas itu dibutuhkan dana sekitar Rp 850 miliar.

Kepala Dinas BMCK Aceh, Muhyan Yunan yang diwakili Kabid Pembangunan Jembatan dan Jalan Dinas BMCK Aceh, Ir Fajri MT mengatakan, untuk penyelesaian paket proyek jalan tembus Keumala- Jantho, Pemerintah Aceh sudah pernah dibantu dana oleh BRR NAD-Nias sebesar Rp 150 miliar. Tapi karena, pada saat pelaksanaan kegiatan lapangan pihak BKSD Aceh mengugat, jalur yang dilintasi masuk dalam kawasan cagar alam kegiatannya terhenti, dan yang sempat dibangun dua jembatan rangka baja dari tiga yang direncanakan. Sedangkan untuk pembuatan badan jalannya sudah tuntas.

Sementara untuk ruas Jantho - Lamno yang panjang jalannya diperkirakan sekitar 60 Km, ungkap Fajri, Amdalnya sudah seleai dan kini tinggal izin penggunaan alih fungsi lahan. Jalan yang belum tembus tinggal 10 Km lagi dari 25 KM dari arah Lamno. Sedangkan dari arah Jantho sepanjang 35 KM, semuanya sudah tuntas, tinggal pembangunan 12 jembatan rangka baja dan box culver dengan panjang antara 50-100 meter.

Untuk menembus badan jalan 10 Km yang belum terbuka itu, menurut Fajri, dibutuhkan dana sekitar Rp 20- 25 miliar. “Sementara selama tiga tahun atau sejak 2008-2010 dana yang telah habis untuk pembukaan jalan tembus Jantho - Lamno itu sekitar Rp 55 miliar,” ujarnya.(her)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar