Senin, 01 Agustus 2011

Titik Api Kembali ditemukan di Aceh

FRIDAY, 10 JUNE 2011 15:07

BANDA ACEH - Titik api (hot spot) akibat kebakaran hutan kembali ditemukan di sejumlah bentang hutan di wilayah Aceh dalam dua hari terakhir. Berdasarkan amatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Aceh Besar pada 8-9 Juni sore melalui satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18, ditemukan enam titik api kebakaran hutan.

Kepala Bidang Observasi dan Informasi pada BMKG Blang Bintang, Alvianto, melalui Prakirawan Rahmad Tauladani mengatakan, enam titik apa itu berada di wilayah Aceh bagian barat, selatan, dan tengah.

“Kemarin itu ada dua titik api kebakaran hutan yang terdeteksi di wilayah Aceh Singkil. Sedangkan pada Rabu (8/6) kemarin ada lagi empat titik api kebakaran hutan masing-masing di Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Namum, empat titik api itu sudah padam. Hari ini tak terlihat lagi,” ungkap Rahmad.

Ia tambahkan, tiga minggu terakhir hingga Kamis (9/6) kemarin, telah ditemukan 28 hot spot kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Aceh. Kebanyakan kebakaran hutan yang terjadi di provinsi ini, akibat campur tangan manusia. Baik itu disenggaja maupun tidak disengaja.

Kebakaran hutan yang disengaja, misalnya, membuka lahan untuk pertanian atau perumahan penduduk dengan cara membakar lahan. Sedangkan yang tidak disengaja, misalnya, ilalang yang sudah kering di pinggir hutan sangat rentan terbakar. “Apabila ada seseorang yang sambil lewat membuang puntung rokok di lokasi itu, maka dengan cepat ilalang kering itu terbakar,” ujarnya seraya menimpali bahwa kebakaran hutan akibat terik matahari kemungkinan terjadinya sangatlah kecil.

Menurut Rahmad, 28 titik api kebakaran hutan di sejumlah wilayah Aceh itu, terbanyak terdeteksi di Aceh bagian barat dan selatan. Selebihnya, hot spot terjadi di hutan Aceh bagian tengah dan timur. Beberapa waktu lalu, yakni Jumat (27/5), ditemukan satu titik api di Aceh Barat Daya dan Sabtu (28/5) ditemukan lagi tiga titik api di hutan Aceh Barat dan Nagan Raya.

Suhu capai 35'
Dalam dua hari terakhir, kata Rahmad, suhu di sejumlah wilayah di Aceh mencapai maksimum 35 derajat Celcius. Dia juga memprakirakan beberapa hari ke depan Aceh masih dilanda terik yang menyegat dengan suhu maksimum 35 derajat Celcius.

“Jadi, dengan suhu setinggi itu, tidak bisa memicu kebakaran hutan. Namun, jika suhu mencapai 40 derajat Celcius, maka kebakaran hutan bisa terjadi seperti terjadi di Australia. Tapi di Indonesia, termasuk Aceh, keterikan matahari belum mencapai suhu 40 derajat Celcius,” jelasnya.

Rahmad mengimbau masyarakat agar tidak membakar hutan saat membuka lahan. Sebab, kata dia, selain terjadi pencemaran udara, kebakaran hutan juga bisa merusak ekosistem yang ada di hutan. “Kita minta instansi terkait agar memperhatikan hal ini, sehingga kebakaran hutan tak perlu terjadi, jika masyarakat diberi pemahaman tentang bahayanya,” ujar prakirawan BMKG ini.

Sumber Waspada.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar