Minggu, 02 Januari 2011

Indeks Pembangunan di Aceh Merosot ke Ranking 29

* Solusinya Perbesar Dana untuk Rakyat
Thu, Dec 23rd 2010, 09:26

BANDA ACEH - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh pasca-berakhirnya BRR NAD-Nias mengalami penurunan cukup dalam. Tahun 2007 saat lembaga tersebut masih melaksanakan kegiatannya, IPM Aceh naik dari 69,4 menjadi 71,3 sehingga berada di peringkat 13 nasional. Tetapi pada tahun 2008, IPM Aceh merosot kembali menjadi 67,1 dan berada di peringkat 29 nasional.

Deputy Country Director UNDP, Stephen Rodriques, didampingi sejumlah peneliti UNDP menjelaskan, penurunan tersebut terjadi karena menurunnya pendapatan per kapita masyarakat Aceh. Dari tahun 2007 sebesar Rp 2.351.000 menjadi Rp 559.100 pada tahun 2008. Penurunan itu sendiri terjadi karena jumlah uang yang beredar di masyarakat menurun drastis akibat berakhirnya program rehabilitasi dan rekontruksi.

“Angka IPM Aceh menurun. Faktor penyebabnya antara lain jumlah dana yang mengalir ke masyarakat pasca-berakhirnya BRR NAD-Nias telah berkurang, dan diikuti oleh menurunnya alokasi belanja publik dari APBK untuk masyarakat,” kata Stephen Rodriques, dalam acara konfrensi pers usai pembukaan acara Peluncuran Pembangunan Manusia Aceh 2010 di Hotel Hermes Palace, Rabu (22/12).

Menurut dia, pagu APBA Aceh tahun 2008 senilai Rp 8,5 triliun belum mampu mengimbangi besarnya dana yang bersumber dari BRR NAD-Nias, negara donor, dan NGO asing. Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan terus berkurangnya alokasi belanja publik dalam APBK di sejumlah kabupaten/kota.

Stephen menyarankan, untuk membangkitkan IPM Aceh, alokasi belanja publik dalam APBK dan APBA harus diperbesar lagi, dan mengefisiensikan belanja aparatur. Selain itu, menghidupkan usaha formal dan informal dengan memperbesar bantuan modal usaha kepada masyarakat, agar ekonomi di pedesaan dan kecematan bisa berkembang lebih cepat lagi.

Meski demikian, dari sisi angka melek huruf, Stephen menyebutkan Aceh berada di atas nasional, mencapai 95,9 persen, sedangkan nasional baru 92,1 persen. Lama sekolah Aceh juga lebih tinggi dari rata-rata nasional, yakni 8,6, sementara nasional baru 7,6. Harapan hidup orang Aceh juga sudah tinggi, telah mencapai 68,5, hampir mendekati rata-rata nasional 69.

“Ini artinya, pada satu bidang Aceh melampui nasional, di bidang lainnya ada yang masih rendah,” ujarnya. Sementara itu, Gubernur Irwandi Yusuf dalam pidatonya yang dibacakan Sekda Aceh, T Setia Budi mengatakan, Pemerintah Aceh sangat optimis, IPM Aceh akan naik lagi pada tahun 2009 dan 2010, dengan adanya alokasi dana PNPM dari sumber APBN dan dana BKPG dari sumber APBA.

Sasaran dari kedua program itu, kata Sekda Aceh, adalah masyarakat pedesaan. Saran dari UNDP akan implementasikan melalui program pro rakyat, melalui program JKA, PNPM, BKPG, ADG, penyaluran bantuan bibit padi, jagung, kedelai dan benur ikan dan lainnya kepada petani dan nelayan bersama prasarana produksinya, akan mendorong pendapatan perkapita masyarakat yang tadinya telah menurun.

“Saat ini harga beras terus bergerak naik, akan mendorong harga gabah patani ikut naik dan ini akan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat tani di Aceh yang jumlahnya mencapai 60 persen dari total penduduk 4,4 juta jiwa,” ujar Setia Budi.(her)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar