Selasa, 04 Januari 2011

2011, Infrastruktur Dasar Masih Menjadi Prioritas

Fri, Dec 31st 2010, 10:36

BANDA ACEH - Program pembangunan Aceh tahun 2011 masih belum bergeser dari agenda sebelumnya, yakni penanganan infrastruktur dasar, seperti jembatan, jalan, dan irigasi. Tahun depan diharapkan, dengan prediksi anggaran yang masuk ke Aceh mencapai Rp 25 triliun, akan mampu ditangani dengan baik pembangunan infrastruktur dasar tersebut. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Aceh (Wagub), Muhammad Nazar saat menghadiri acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk Aceh 2011 sebesar Rp 7,966 triliun di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh, Kamis (30/12).

DIPA itu diperuntukkan bagi lembaga vertikal maupun dinas dan kabupaten/kota yang mendapat dana langsung dari APBN. Anggaran ini di luar dana DIPA yang diterima Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dari Presiden RI sebesar Rp 15,2 triliun, di Istana Negara, Selasa (28/12). Sebagaimana diberitakan tiga hari lalu, DIPA 2011 untuk Aceh berjumlah Rp 15,2 triliun atau meningkat Rp 2 triliun lebih dari 2010, sebesar Rp 13,87 triliun. “Ini lumayan besar,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menyerahkan DIPA tersebut kepada Gubernur Irwandi Yusuf.

Sementara dalam penyerahan DIPA Rp 7,966 triliun kemarin, Wagub Muhammad Nazar mengimbau para kepala dinas, kantor, dan instansi pemerintah lainnya dapat bekerja dengan lebih baik lagi pada tahun 2011. “Sehingga harapan masyarakat agar pembangunan berjalan dengan baik dan peningkatan ekonomi terwujud,” ujarnya.

Masih minim
Untuk tahun 2011, kata Wagub, Aceh masih memfokuskan pembangunan untuk pemenuhan infrastruktur dasar, seperti jalan, jembatan, dan irigasi. Soalnya, sampai saat ini infrastruktur dasar yang dimiliki Aceh masih sangat minim, sehingga beberapa kawasan masih terisolasi lantaran belum ada jalan dan sarana perhubungan yang memadai. Begitu juga, masih banyak terdapat areal persawahan yang bersifat tadah hujan, sehingga puluhan bahkan ratusan hektare sawah di Aceh tak bisa maksimal digarap petani lantaran ketersediaan air tak mencukupi.

Untuk membangun infrastruktur ini, Wagub berharap para pejabat yang terlibat di dalamnya lebih mengutamakan kualitas. “Saya berharap panitia tender jangan lagi melihat nilai penawaran terendah yang dimenangkan, tapi lihatlah nilai yang wajar, sehingga kualitas proyek dapat terjamin dan tahan lama,” kata Wagub. Ia lanjutkan, buat apa memenangkan penawaran terendah, tetapi akhirnya kualitas yang dikerjakannya tidak terjamin. Bahkan banyak rekanan yang menelantarkan proyek karena tak mampu menyelesaikannya gara-gara saat tender menawar dengan nilai rendah.

Rp 25,1 triliun
Sementara itu, Kepala Bappeda Aceh, Ir Iskandar MSc secara terpisah mengatakan, jumlah anggaran pembangunan tahun 2011 yang masuk ke Aceh sekitar Rp 25,1 triliun. Anggaran sebesar itu bersumber dari dana transfer langsung APBN ke rekening Aceh sebesar Rp 15,2 triliun (dana ini telah diserahkan Presiden SBY kepada Gubernur Aceh di Jakarta, 28 Desember lalu), kemudian DIPA APBN sebesar Rp 7,966 triliun. Selain itu, masih ada dana pinjaman hibah luar negeri sekitar Rp 1 triliun. Ini berasal dari JICA Jepang Rp 620 miliar dan dari Multidonor Fund (MDF) sebesar Rp 380 miliar.

Menurut Wagub, dana dari JICA akan dipergunakan untuk pembangunan jalan lintas tengah, sedangkan dari MDF untuk pembangunan jalan Calang-Meulaboh. Dengan jumlah dana yang masuk ke Aceh sebesar itu pada tahun 2011, Bappeda menargetkan ekonomi Aceh tahun depan tumbuh 5,5-6%. “Angka pertumbuhan ini kita targetkan di luar minyak dan gas,” kata Kepala Bappeda Aceh, Iskandar. Untuk lapangan kerja ditargetkan tumbuh 7%, sedangkan untuk angka kemiskinan diprediksi turun menjadi 19,2% pada tahun depan. “Target yang kami pasang itu, saya kira, tidak terlalu muluk, karena cukup realistis dengan kondisi anggaran yang akan masuk ke Aceh tahun depan,” demikian Iskandar. (sup)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar