Selasa, 26 Juli 2011

Peresmian PLTA Peusangan Dialihkan ke Sumut

Wed, May 25th 2011, 07:46

BANDA ACEH - Peresmian jarak jauh proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pesangan I dan II di Aceh Tengah, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dialihkan ke Sei Mangkei, Sumatera Utara, pada 27 Mei 2011.

Deputi Manager Komunikasi dan Hukum PT Persero PLN wilayah Aceh, Said Mukharram di Takengon, Aceh Tengah, Selasa menyatakan, seyogiannya peresmian jarak jauh itu dilaksanakan di lokasi proyek, namun karena ada masalah teknis dialihkan ke Sumut.

Dikatakan, peresmian dengan sistem jarak jauh dari Istana Negara menggunakan jasa telekonference yang akan disaksikan para pejabat dari tiga daerah kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Kabupaten Bireuen.

Terkait pemindahan tersebut, Manajer Proyek PLTA Peusangan Ir Eddy Nirwan mengatakan pengalihan itu adalah ketentuan dari Istana Presiden.”Karena PLTA Peusangan adalah proyek untuk Sumatera maka bisa dilakukan peresmiannya di Sei Mangkei, Sumatera Utara,” ujarnya.Sei Mangkei sendiri adalah kawasan industri berbasis kelapa sawit yang dibangun oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III. Proyek ini diharapkan menjadi pioner bagi pengembangan industri hilir kelapa sawit dan crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah.

Proyek pembangunan PLTA Peusangan I dan II di Kecamatan Silih Nara, proyek PLTA yang memiliki kapasitas 86 mega watt (MW) diperkirakan akan mulai berproduksi pada akhir tahun 2014.

Survei rencana pembangunan proyek PLTA Peusangan I dan II telah dimulai sejak tahun 1996, yang didukung pendanaan oleh Japan Bank International Coorporation (JBIC) yang sempat tertunda 10 tahun akibat konflik Aceh.Ia menyatakan, keberadaan PLTA tersebut untuk mengatasi kekurangan listrik dan sekaligus mendukung program PLN “Aceh Mandiri Listrik” pada 2012. Ia menyatakan, PLTA akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk kepentingan masyarakat di dataran tinggi Gayo, setelah itu apabila ada kelebihan akan disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) ke jaringan trans Sumatera dari Gardu Induk (GI) di Takengon ke Kabupaten Bireuen dan melintasi Kabupaten Bener Meriah.

“Dengan selesainya proyek PLTA Peusangan, maka kita harapkan di dua Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah akan surplus energi listrik,” katanya. Ia mengharapkan dukungan penuh warga Aceh Tengah untuk menjaga ekosistem Danau Laut Tawar dan daerah aliran sungai (DAS) Peusangan, sehingga debit air Sungai Peusangan sebagai pemutar turbin selalu mencukupi.”Dengan memelihara hutan dan menjaga keseimbangan lingkungan, maka DAS Peusangan akan bisa hidup beribu-ribu tahun lamanya,” ujarnya.Ia menyatakan, hingga April 2011, beban puncak daya listrik di Aceh 298 MW dan sekitar 50 persen masih dipasok dari pembangkit di Sumatera Utara.

Oleh karenanya, untuk menuju Aceh Mandiri Listrik 2012, pihaknya terus melakukan upaya pengembangan kelistrikan, baik melalui proyek PLTA, PLTU, maupun sumber energi panas bumi, katanya.

Jumlah pelanggan PLN Wilayah Aceh hingga saat ini mencapai 995.679 pelanggan dengan rasio desa berlistrik 96,98 persen. Selain itu, PLN Aceh juga melakukan efisiensi dengan cara menagih para pelanggan yang menunggak. “Alhamdulillah selama dua tahun yakni 2009 dan 2010, kami telah mampu menekan pencurian arus senilai Rp704 miliar lebih. Ini semua berkat bantuan masyarakat, khususnya media,” katanya.(ant)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar